- Polres Bangka Barat Bergerak Cepat Damaikan Konflik Pemuda Pelangas dan SP Gong
- Wakil Bupati Tangerang Buka Festival Sepak Bola FORSGI Banten
- Bangun Generasi Qur’ani, STQ ke-XII Kecamatan Kresek 2025 Resmi Dibuka
- BLT Kesra 2025 Cair di Desa Pangkalan, Antusiasme Warga Memenuhi Kantor Desa
- Kodam I/BB - BNPB dan Relawan Bangun Jembatan Darurat untuk Warga Terisolir Banjir Batang Toru
- Keteguhan Demokrasi, Integritas Prosedur, dan Peran Publik Mengawal Lembaga Penyiaran
- Operasi Zebra 2025, Satlantas Polres Metro Jaksel atur Lalin di Perempatan Fatmawati
- Pelantikan P3K Paruh Waktu Kab. Tangerang, Perkuat Layanan Publik Formasi Terbesar se-Banten
- Tingkat Produktivitas Tinggi, Pemkot Depok Serahkan Penghargaan Bagi Tiga Perusahaan
- Wisuda Sekolah Lansia Kabupaten Tangerang 2025, Wujudkan Lansia Berdaya Melalui Program SIDAYA
Wabah Rubella Merebak di Tangsel, Puluhan Anak Terdeteksi Positif

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mencatat sebanyak 66 anak terindikasi positif campak rubella. Data tersebut diambil selama periode Januari hingga 31 Oktober 2025.
“538 kasus suspek Campak Rubela dengan 66 kasus positif campak dan 9 kasus positif rubella,” beber Kepala Dinkes Tangsel, Alin Hendalin Mahdaniar, Senin (3/11/2025). Campak rubella, kata Alin, yang menyerang anak-anak itu disebabkan karena imunisasi yang tidak lengkap.
“Mayoritas kasus terjadi pada anak usia 1 sampai 4 tahun dengan status imunisasi tidak lengkap atau belum mendapatkan imunisasi sama sekali,” ungkapnya.
Baca Lainnya :
Lebih lanjur, Ia mengatakan, campak rubella merupakan penyakit yang mudah menular. Penyakit itu berasal dari virus RNA dari genus Morbillivirus. Penyakit itu dapat menyerang hampir 100 persen anak yang belum memiliki kekebalan, karena manusia adalah satu-satunya reservoir alami virus campak
Gejala anak terjangkit campak di antaranya mulai dari demam tinggi hingga lebih dari tiga hari yang disertai batuk, pilek, mata merah atau berair. Selain itu muncul kemerahan yang dimulai dari belakang telinga dan menyebar ke seluruh tubuh.
“Penularan bisa terjadi dengan cepat di lingkungan yang tidak terlindungi oleh imunisasi,” tutup Alin.
1.png)





